Selasa, 24 April 2012

Lika-liku anak kost



Jauh dari orang tua, membuat seorang sepertiku menjadi lebih banyak berfikir. Aku bebas melakukan apapun yang aku mau, selama aku bisa mempertanggung jawabkan hal itu. Dan itulah yang membuat seseorang bisa lebih cepat menjadi dewasa, sebuah tanggung jawab atas dirinya sendiri.
Stage One: Bertahan selama seminggu tanpa duit sepeserpun.
Yoih! Kedewasaan makin diuji. Bagaimana mempertanggung jawabkan hari-hari kemarin dengan berfoya-foya, dan di akhir bulan, there is no money at all. Banyak jalan untuk mengatasi hal ini, salah satu caranya, cari pacar orang lokal yang bisa dijadikan tempat “numpang makan”. Hihihi…
Stage Two: Gadai barang dan kembali menebusnya
Ah, stage ini lewat. Aku gak pernah dan gak punya pengalaman untuk menggadai barang dan kembali menebusnya setelah ada duit. Aku gak pernah mengganti barang-barang sebelum barang-barang itu menjadi rusak.
Stage Three: Cari kerjaan sampingan
Siapa yang merasa cukup atas gaji yang telah ia dapat? yeah! sangat jarang. Sewaktu di Jakarta, dengan gaji yang lumayan itu aku bisa membeli apapun yang aku mau. Aku tak perlu memikirkan biaya kost, beli lemari, makan sehari-hari, dan hal lain. Tapi setelah menjadi anak kost, duh!
Beberapa bulan lagi, aku pulang kampung ke Jakarta. Hanya beberapa hari. Dan aku harus menyiapkan banyak hal, salah satunya adalah biaya. Yeah, I will do everything for money. Tapi bukan jadi gigolo, karena pastinya gak bakal laku! :))
Terima kasih buat Doni atas petunjuk-petunjuknya.
 http://didats.net/page/lika-liku-anak-kost/